Tantangan Vertikultur: Manajemen Air dan Nutrisi dalam Sistem Bertingkat

Meskipun vertikultur menawarkan solusi inovatif untuk pertanian di lahan sempit perkotaan, implementasinya tidak lepas dari tantangan vertikultur yang perlu diatasi, terutama dalam hal manajemen air dan nutrisi pada sistem bertingkat. Memastikan setiap tanaman di setiap level mendapatkan pasokan air dan nutrisi yang cukup dan merata adalah kunci keberhasilan, namun juga menjadi kompleksitas tersendiri. Mengatasi tantangan vertikultur ini membutuhkan pemahaman mendalam dan inovasi. Pada hari Selasa, 15 Juli 2025, dalam workshop pertanian perkotaan di sebuah pusat pelatihan di Jakarta, para ahli agronomis menyoroti pentingnya sistem irigasi dan nutrisi yang cermat dalam praktik vertikultur.

Salah satu tantangan vertikultur terbesar adalah bagaimana mendistribusikan air secara merata ke seluruh tingkat tanaman. Dalam sistem vertikal, air cenderung mengalir ke bawah karena gravitasi, sehingga tanaman di tingkat bawah bisa mendapatkan terlalu banyak air, sementara yang di atas justru kekurangan. Ini dapat menyebabkan akar busuk di bagian bawah dan dehidrasi di bagian atas. Solusinya sering melibatkan penggunaan sistem irigasi tetes atau drip irrigation dengan emitter yang diatur presisi di setiap pot atau tier, atau penggunaan sistem resirkulasi seperti pada hidroponik vertikal. Pemilihan media tanam yang memiliki retensi air baik juga krusial. Sebuah studi yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Hortikultura pada 20 Mei 2025 di Bandung menunjukkan bahwa sistem irigasi tetes dengan timer otomatis dapat mengurangi pemborosan air hingga 30% dalam vertikultur.

Selain air, manajemen nutrisi juga merupakan tantangan vertikultur yang signifikan. Tanaman yang tumbuh di sistem bertingkat membutuhkan pasokan nutrisi yang konsisten dan seimbang. Jika nutrisi hanya diberikan dari atas, tanaman di bawah mungkin menerima konsentrasi yang lebih rendah atau nutrisi tertentu sudah diserap habis oleh tanaman di atasnya. Ini memerlukan formulasi larutan nutrisi yang tepat dan mekanisme distribusi yang menjamin setiap tanaman mendapatkan jatahnya. Untuk sistem hidroponik vertikal, pemantauan pH dan Electrical Conductivity (EC) larutan nutrisi secara rutin adalah hal wajib. Kebanyakan petani urban yang sukses dengan vertikultur seringkali menggunakan pompa air dan timer untuk memastikan jadwal penyiraman dan pemberian nutrisi yang teratur.

Dengan memahami dan mengatasi tantangan vertikultur ini, petani urban dapat memaksimalkan potensi sistem bertani vertikal mereka. Investasi pada sistem irigasi dan nutrisi yang tepat, serta pemantauan rutin, akan memastikan bahwa setiap tanaman di setiap tingkatan dapat tumbuh subur, menghasilkan panen yang melimpah dan berkualitas di lahan yang terbatas.