Transformasi digital kini merambah berbagai lini kehidupan, tak terkecuali sektor agraria. Revolusi digital di sektor agraria menjanjikan peningkatan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan. Dalam pusaran perubahan ini, peran tokoh-tokoh visioner dan semangat inovasi generasi muda menjadi penggerak utama. Keterlibatan aktif keduanya menjadi kunci sukses adopsi teknologi di sektor agraria Indonesia.
Tokoh-tokoh senior dengan pengalaman mendalam di agraria memainkan peran penting sebagai mentor dan pembuka jalan bagi adopsi teknologi. Mereka memiliki pemahaman mendasar tentang tantangan dan peluang di lapangan. Sebagai contoh, pada sebuah forum pertanian nasional di Jakarta pada tanggal 15 Mei 2025, Dr. Ir. Agung Sudarmo, seorang pakar pertanian dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, menekankan pentingnya adaptasi teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan big data untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi pengelolaan lahan. Pengalaman dan jaringan yang dimiliki para tokoh ini menjadi modal berharga dalam memperkenalkan inovasi kepada para petani.
Di sisi lain, generasi muda dengan keahlian digital dan pemikiran inovatif menjadi motor penggerak implementasi teknologi di agraria. Mereka lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi seperti aplikasi pertanian, drone untuk pemetaan lahan, dan platform e-commerce untuk pemasaran produk pertanian. Pada sebuah hackathon pertanian yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 20 April 2025, tim mahasiswa berhasil mengembangkan aplikasi yang menghubungkan petani langsung dengan konsumen, memangkas rantai distribusi dan meningkatkan keuntungan petani. Semangat kewirausahaan dan pemahaman teknologi generasi muda membawa angin segar bagi modernisasi sektor agraria.
Sinergi antara pengalaman tokoh senior dan inovasi generasi muda menciptakan ekosistem yang kondusif bagi revolusi digital di sektor agraria. Tokoh senior memberikan arahan strategis dan pemahaman konteks lapangan, sementara generasi muda membawa ide-ide segar dan kemampuan teknis untuk mengimplementasikannya. Kolaborasi ini terlihat dalam berbagai start-up agritech yang bermunculan, di mana para pendiri muda seringkali menggandeng para ahli pertanian senior sebagai penasihat.
Pemerintah juga memiliki peran krusial dalam mendukung sinergi ini melalui kebijakan yang memfasilitasi adopsi teknologi di sektor agraria, seperti penyediaan infrastruktur internet di wilayah pedesaan dan program pelatihan literasi digital bagi petani. Dengan kolaborasi yang solid antara tokoh, generasi muda, dan pemerintah, revolusi digital di sektor agraria Indonesia bukan lagi sekadar mimpi, melainkan sebuah keniscayaan yang akan membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi para petani dan bangsa secara keseluruhan.