Ketidakstabilan cuaca yang melanda wilayah Indramayu dalam beberapa waktu terakhir memberikan dampak signifikan bagi sektor pertanian. Para petani merugi akibat gagal panen dan penurunan kualitas hasil pertanian yang disebabkan oleh curah hujan yang tidak menentu serta serangan hama penyakit yang meningkat. Diperkirakan, kerugian yang dialami para petani merugi di Indramayu mencapai angka 15 persen dari total potensi panen musim ini.
Menurut data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu yang dirilis pada hari Jumat, 11 April 2025, fluktuasi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang diselingi dengan periode kering yang panjang telah mengganggu siklus tanam dan pertumbuhan berbagai jenis tanaman pangan, terutama padi dan palawija. Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya serangan hama wereng dan jamur yang lebih mudah berkembang biak dalam kondisi cuaca lembap. Akibatnya, banyak petani merugi karena hasil panen yang menurun drastis atau bahkan gagal panen total.
“Kami sangat kesulitan dengan cuaca seperti ini. Kadang hujan deras sekali, besoknya panas menyengat. Padi jadi banyak yang busuk dan diserang hama. Hasil panen kali ini jauh sekali dari harapan,” keluh Bapak Karno (55), seorang petani padi di Desa Karangampel, Kecamatan Karangampel, Indramayu.
Kerugian yang dialami para petani merugi ini tidak hanya berdampak pada pendapatan mereka secara individu, tetapi juga berpotensi mempengaruhi ketersediaan dan harga komoditas pangan di tingkat regional. Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui dinas terkait telah melakukan berbagai upaya untuk membantu para petani mengatasi dampak cuaca ekstrem ini, termasuk memberikan bantuan bibit unggul yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca dan hama penyakit, serta memberikan penyuluhan dan pendampingan teknis kepada para petani.
“Kami terus berupaya untuk meminimalkan kerugian yang dialami para petani akibat cuaca yang tidak menentu ini. Bantuan bibit, pupuk, dan obat-obatan hama terus kami salurkan. Kami juga mengimbau para petani untuk mengikuti arahan dari petugas penyuluh pertanian,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu, Ibu Sri Wahyuni.
Selain bantuan dari pemerintah daerah, beberapa organisasi petani dan lembaga swadaya masyarakat juga turut memberikan dukungan kepada para petani merugi di Indramayu. Bantuan berupa modal usaha, pelatihan pengelolaan pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim, serta pendampingan dalam pemasaran hasil panen menjadi salah satu fokus utama.
Para petani di Indramayu berharap agar kondisi cuaca segera membaik sehingga mereka dapat kembali bercocok tanam dengan tenang dan mendapatkan hasil panen yang optimal. Kerugian yang dialami saat ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian mereka dan mengancam ketahanan pangan di tingkat lokal. Upaya bersama dari pemerintah, organisasi petani, dan masyarakat luas sangat dibutuhkan untuk membantu para petani merugi bangkit kembali.