Petani Padi Rajapolah Terancam Gagal Panen Akibat Serangan Hama Wareng yang Meluas

Tasikmalaya, kini menghadapi ancaman serius gagal panen akibat serangan hama wareng cokelat (Nilaparvata lugens) yang semakin meluas. Serangan hama ini dilaporkan meningkat signifikan sejak akhir Maret 2025, menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi yang sebentar lagi memasuki masa panen. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan petani dan berpotensi mengganggu produksi padi di tingkat lokal.

Menurut laporan dari lapangan yang dihimpun oleh Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Rajapolah, Bapak Agus Wijaya, S.P., pada hari Rabu, 9 April 2025, beberapa desa seperti Sukaraja, Tanjungsari, dan Manggungjaya menjadi wilayah dengan tingkat serangan wareng tertinggi. Hama ini menghisap cairan tanaman padi, menyebabkan daun mengering dan bulir padi tidak terisi dengan sempurna, yang pada akhirnya berujung pada gagal panen. Luas lahan yang terdampak diperkirakan mencapai lebih dari 200 hektar dan terus bertambah.

“Kami sudah kewalahan menghadapi serangan wareng ini. Berbagai cara pengendalian, mulai dari penyemprotan insektisida hingga pemasangan perangkap, sudah kami lakukan, namun hasilnya belum maksimal. Banyak petani yang pasrah karena tanaman padinya sudah terlanjur rusak parah dan terancam gagal panen total,” ujar Bapak Asep (48), seorang petani di Desa Sukaraja, saat diwawancarai di tengah sawahnya yang mengering pada Kamis pagi. Bapak Asep memperkirakan kerugiannya bisa mencapai puluhan juta rupiah jika gagal panen ini benar-benar terjadi.

Menanggapi situasi darurat ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tasikmalaya telah mengambil langkah-langkah cepat. Pada hari Kamis, 10 April 2025, tim khusus dari dinas tersebut turun langsung ke lapangan untuk melakukan identifikasi dan memberikan sosialisasi mengenai langkah-langkah pengendalian hama wareng yang lebih efektif. Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Ibu Dr. Rina Lestari, M.Si., menyatakan bahwa pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu para petani mengatasi masalah ini.

“Kami sangat prihatin dengan kondisi yang dialami para petani di Rajapolah. Kami akan segera melakukan penyemprotan massal menggunakan insektisida yang lebih kuat dan memberikan pelatihan intensif kepada para petani mengenai teknik pengendalian hama wareng yang tepat. Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk mencari solusi jangka panjang agar kejadian gagal panen akibat serangan hama tidak terulang kembali,” jelas Ibu Rina saat memberikan keterangan pers di Kantor Kecamatan Rajapolah.

Informasi Terkait:

  • Lokasi: Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Desa Sukaraja, Tanjungsari, Manggungjaya, dan sekitarnya)
  • Komoditas: Padi
  • Jenis Hama: Wareng Cokelat (Nilaparvata lugens)
  • Waktu Peningkatan Serangan: Akhir Maret 2025
  • Tanggal Laporan Penyuluh Pertanian: Rabu, 9 April 2025 (oleh Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Rajapolah, Bapak Agus Wijaya, S.P.)
  • Tanggal Peninjauan Dinas Pertanian: Kamis, 10 April 2025
  • Instansi Terkait: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tasikmalaya (Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura: Ibu Dr. Rina Lestari, M.Si.)
  • Perkiraan Luas Lahan Terdampak: Lebih dari 200 hektar
  • Potensi Dampak: Gagal panen massal dan kerugian ekonomi bagi petani.

Para petani di Rajapolah sangat berharap adanya tindakan cepat dan efektif dari pemerintah untuk mengatasi serangan hama wareng ini agar mereka dapat terhindar dari gagal panen yang dapat menghancurkan mata pencaharian mereka. Situasi ini memerlukan perhatian serius dan solusi yang komprehensif untuk menjaga ketahanan pangan di wilayah Tasikmalaya.