Perubahan iklim global kini bukan lagi ancaman di masa depan, melainkan realitas yang dampaknya sudah terasa, terutama pada sektor pertanian. Sektor krusial ini, yang menjadi penopang utama ketahanan pangan dunia, menjadi salah satu korban paling rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Kondisi ini menuntut adaptasi dan inovasi serius dalam sektor pertanian untuk memastikan keberlanjutan pasokan pangan bagi miliaran penduduk bumi.
Dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian sangat beragam dan merugikan. Gelombang panas yang berkepanjangan dapat menyebabkan kekeringan parah, menghambat pertumbuhan tanaman, dan bahkan mematikan hasil panen secara massal. Sebaliknya, curah hujan ekstrem yang menyebabkan banjir dapat merendam lahan pertanian, merusak infrastruktur irigasi, dan memicu gagal panen. Pergeseran pola musim tanam juga membingungkan petani, membuat mereka kesulitan menentukan waktu tanam dan panen yang tepat. Laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada April 2025 menyebutkan bahwa kerugian ekonomi akibat bencana terkait iklim pada sektor pertanian global telah meningkat rata-rata 30% dalam dekade terakhir.
Selain fenomena ekstrem, perubahan iklim juga memicu masalah lain yang berdampak pada sektor pertanian. Peningkatan suhu global dapat mempercepat penyebaran hama dan penyakit tanaman yang sebelumnya terbatas pada wilayah tertentu. Kenaikan permukaan air laut mengancam lahan pertanian di wilayah pesisir dengan intrusi air asin, mengurangi kesuburan tanah. Bahkan, perubahan pola penyerbukan oleh serangga juga dapat terganggu, mempengaruhi hasil panen buah dan sayuran.
Situasi ini menuntut sektor pertanian untuk beradaptasi dengan cepat. Penerapan praktik pertanian cerdas iklim (climate-smart agriculture) menjadi sangat penting. Ini meliputi penggunaan varietas tanaman yang lebih tahan kekeringan atau banjir, sistem irigasi yang lebih efisien (misalnya, drip irrigation), serta pemanfaatan teknologi seperti sensor tanah dan prakiraan cuaca berbasis AI untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Diversifikasi tanaman dan integrasi dengan sektor peternakan juga dapat meningkatkan ketahanan pangan.
Pemerintah, lembaga penelitian, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengembangkan kebijakan dan program yang mendukung adaptasi ini. Investasi dalam penelitian dan pengembangan varietas tanaman yang lebih tangguh, sistem peringatan dini bencana, dan pelatihan bagi petani adalah langkah konkret. Tanpa adaptasi yang serius, sektor pertanian akan terus menjadi korban utama perubahan iklim, dengan konsekuensi serius terhadap ketahanan pangan global.